Mirae Sarankan Investor Masuk ke Saham Dividen Tinggi

Jakarta, bisabasi.id – PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia menyarankan investor untuk berinvestasi pada saham-saham dengan dividen tinggi di tengah ancaman membesarnya dampak Perang Dagang global.

Head of Proprietary Investment Mirae Asset Handiman Soetoyo menjelaskan bahwa, terdapat 80 saham Perusahaan berdividen tinggi itu tersebar di seluruh sektor usaha yang ada di bursa, kecuali sektor properti.

Dari 80 saham tersebut, lima saham utama pilihan Mirae Asset adalah PT BPD Jawa Timur Tbk (BJTM), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), dan PT Trans Power Marine Tbk (TPMA).

“Ada 80 saham yang dapat menjadi pilihan yang baik untuk mendapatkan keuntungan investasi ketika pasar saham penuh ketidakpastian tahun ini,” jelas Handiman dalam Media Day January 2025 Mirae Sekuritas di Jakarta, Selasa (14/1/2025). (15/1).

Sementara itu, pada 2025 Handiman mencatat nilai dividen yang dibagikan perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia pada 2024 kembali mencetak rekor tertinggi sepanjang masa Rp 364,2 triliun (+1,9% YoY). Di mana, nilai dividen Rp 364,2 triliun yang dibagikan pada 2024 tersebut mencakup dividen tahun buku 2023, termasuk dividen interimnya. Untuk musim dividen, dia mengatakan puncak musim dividen setiap tahunnya jauh pada Maret-Juni dan di sepanjang kuartal IV.

“Hal ini mengonfirmasi kedua sektor tersebut masih menjadi sektor yang paling menarik bagi investor yang mengincar dividen,” tuturnya.

Sedangkan, untuk perusahaan BUMN yang sahamnya tercatat di bursa berkontribusi sebanyak 68,6% dari total dividen yang disetorkan kepada kas negara. Secara sektoral, BUMN perbankan masih dominan dengan kontribusi 57,4%.

“Mengingat target penerimaan dividen BUMN 2025 yang masih meningkat yaitu Rp 90 triliun, kami meyakini BUMN yang listed akan tetap memberikan dividen yang besar tahun ini,” ucap Handiman.

Mirae Sekuritas Prediksi IHSG Tembus di Level 8.000

Pada kesempatan yang sama, Rully Arya Wisnubroto, Head of Research & Chief Economist Mirae Asset, menyatakan masih optimistis pasar modal Indonesia 2025 masih akan positif. 

Prediksi bahwa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dapat mencapai 8.000 tahun ini juga masih diyakini Rully dapat terealisasi di tengah potensi perang dagang di era pemerintahan Donald Trump Jilid 2 di AS.

“Meskipun sekarang pelaku pasar masih menunggu berita positif dari global dan dalam negeri, kami masih optimis terhadap pasar saham Indonesia karena dua faktor dari dalam negeri, yaitu inflasi yang stabil dan daya beli yang terjaga,” kata Rully.

Untuk makroekonomi, Rully dan Tim Riset Mirae Asset memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025 akan mencapai 5% dengan posisi suku bunga acuan 5,5% pada akhir tahun.

Menurut dia, dengan kondisi pasar yang masih berfluktuasi tajam dan antisipasi terhadap efek dari kebijakan Trump, Bank Indonesia kemungkinan baru akan menurunkan suku bunga pada semester II-2025.

“Dengan mempertimbangkan berbagai faktor makroekonomi tersebut, pasar modal Indonesia tetap memiliki prospek yang positif pada 2025. Kondisi global yang penuh tantangan diharapkan dapat dihadapi dengan kebijakan yang tepat dan sinergi dari seluruh pemangku kepentingan,” tutupnya.

MANILA KRISTIN

Kristin Manila menyelesaikan gelar Sarjana di bidang Teknologi Informasi dari Universitas Kristen Duta Wacana pada tahun 2012. Memulai karirnya sebagai freelancer dan karyawan tetap di perusahaan kecil di Jogja, Kristin telah memperoleh pengalaman berharga dalam industri teknologi.

Dengan latar belakang yang kuat dan dedikasi terhadap inovasi, Kristin bergabung dengan PT Kanaka Hita Solvera (KHS) sebagai Direktur KHS pada tahun 2021 Sebagai Direktur, Kristin berfokus pada pengembangan strategi yang mengintegrasikan pengalaman teknologi dan keuangan untuk memberikan solusi konsultasi keuangan yang unggul dan relevan, dengan pendekatan inovatif dan adaptif terhadap perkembangan terbaru di pasar.

T HERDITYA WICAKSANA, CEWA-M

T. Herditya Wicaksana, lulusan Ilmu Ekonomi Universitas Atma Jaya Yogyakarta, telah berkecimpung di dunia pasar modal sejak tahun 2009. Saat ini, beliau aktif sebagai pembicara dalam pelatihan analisis teknikal dan juga sebagai penasehat analisis Elliott Wave untuk berbagai klien ritel maupun institusi.

Pada tahun 2023, beliau memperoleh sertifikasi CEWA-M (Certified Elliott Wave Analyst Master), yang merupakan sertifikasi internasional dengan tingkatan tertinggi untuk analis Elliott Wave. Hanya sedikit orang di seluruh dunia yang memiliki gelar CEWA-M ini. Saat ini, beliau menjabat sebagai Direktur PT. Kanaka Hita Solvera dan Dewan Pengawas Koperasi Agrapana Tunas Mandiri.

DANIEL AGUSTINUS, CEWA-M

Daniel Agustinus, lulusan Teknik Industri dari Atma Jaya Yogyakarta, telah mendalami dunia keuangan dan pasar modal sejak tahun 2010. Saat ini, beliau aktif sebagai pembicara dalam pelatihan analisis teknikal dan juga sebagai penasehat analisis Elliott Wave untuk klien institusi maupun klien VIP.

Pada tahun 2020, beliau menjadi orang Indonesia pertama yang memperoleh sertifikasi CEWA-M (Certified Elliott Wave Analyst Master), yang merupakan sertifikasi internasional dengan tingkatan tertinggi untuk analis Elliott Wave. Hanya sedikit orang di seluruh dunia yang memiliki gelar CEWA-M ini. Saat ini, beliau menjabat sebagai Direktur di PT. Kanaka Hita Solvera dan juga aktif menjabat sebagai Direktur di PT. Kanaka Hita Baswara.

WIJEN PONTUS, CTA, CEWA

Wijen Pontus, lulusan Teknik Elektro dari Institut Teknologi Bandung (ITB), telah berkecimpung di dunia pasar modal sejak tahun 2006. Selama belasan tahun, beliau berperan sebagai konsultan riset Elliott Wave di berbagai sekuritas asing maupun lokal, dana pensiun, dan manajemen aset. Saat ini, beliau dikenal sebagai salah satu dari sedikit ahli Elliott Wave di Indonesia dan telah mendedikasikan hidupnya untuk mengembangkan serta memperkenalkan Analisis Elliott Wave di tanah air. Pada tahun 2020, beliau memperoleh sertifikasi CEWA (Certified Elliott Wave Analyst) yang diakui secara internasional.

Analisis Elliott Wave kini telah diterima, diterapkan, dan diakui akurasinya oleh berbagai institusi pengelola dana di Indonesia. Sepanjang karirnya, Wijen Pontus telah memberikan ratusan seminar dan pelatihan tentang Elliott Wave untuk investor ritel dan institusi, termasuk BPJS (dulu Jamsostek) dan TASPEN, yang merupakan institusi keuangan terbesar di Indonesia. Sejak tahun 2009, beliau bersama dengan rekannya mendirikan B-Trade yang berada di bawah naungan PT. Kanaka Hita Solvera. Selain itu, beliau juga aktif menjabat sebagai Direktur di PT. Kanaka Hita Investama dan juga sebagai Direktur Investasi dan Pengembangan Portofolio Dana Abadi Ikatan Alumni Elektro ITB (IAE ITB).